Blog ini membantu kita dalam mengartikan kebenaran akan Firman Tuhan.

Roh Tuhan Ada Pada-Nya

Roh Tuhan Ada Pada-Nya

"YESAYA 11:1-3a; LUKAS 2:8-20"

“Malam kudus, sunyi senyap!” Demikianlah lirik nyanyian yang senantiasa kita nyanyikan setiap merayakan kelahiran Yesus Kristus. Pada malam itu dikisahkan beberapa gembala menjaga kawanan domba di padang Efrata. Pada zaman itu gembala di anggap kaum yang tidak terhormat dan termasuk lapisan masyarakat yang rendah. Apakah pada malam itu mereka takut? Agaknya tidak!

Mereka sudah bias menghadapi binatang-binatang buas. Mereka tidak takut akan binatang itu. Sejak kecil mereka sudah biasa menghadapi bahaya serupa. Kita dapat menggambarkan bahwa mereka adalah gembala-gembala yang tabah, berani, dan sedikit sembrono. Apakah mereka juga orang yang beragama. Tetapi ada baiknya kita tidak berangan-angan soal kesalehan mereka. Yang pasti, para gembala pada malam kudus itu adalah orang yang beragama, berani dan yang tidak segera takut akan bahaya.

Pada malam yang kudus itu, tanpa disangka-sangka, tiba-tiba gembala-gembala itu sangat ketakutan. Apakah sebabnya? Menurut injil Lukas, alasannya adalah: sebab tiba-tiba berdirilah seorang malaikat di dekat mereka dan kemuliaan Allah bersinar meliputi mereka sehingga mereka sangat ketakutan. Hal yang serupa pun dialami Imam Zakaria. Sewaktu seorang malaikat tiba-tiba menghampirinya dalam bait suci untuk memberitahukan kelahiran Yohanes Pembaptis, maka imam itu pun terkejut dan menjadi takut (Luk. 1:12). Jadi, seorang yang dianggap saleh juga ketakutan pada saat itu.

Apakah yang ditakutkan para gembala dan imam Zakaria pada waktu itu? Mungkin gembala-gembala yang sembrono dan imam yang suci itu segera menginsafi bahwa ketika itu mereka sangat terancam. Kapan kita merasa terancam bila, misalnya, kelemahan kita atau bahkan kesalahan kita diketahui orang lain; sebab kita takut ditolak orang lain, atau dihukum. Kita merasa terancam karena kita takut diperhadapkan pada kekuatan yang lebih berkuasa dari diri kita dan mengancam kehidupan kita. Kita sama sekali tidak sanggup melenyapkan ancaman itu. Maka kita ketakutan. Pada dasarnya ketakutan itu selalu ada hubungannya dengan kesalahan, kelemahan, dan dosa. Itulah sebabnya baik Imam Zakaria yang mengabdi di bait suci maupun gembala-gembala yang agak berani itu tiba-tiba menginsafi ketidaksucian mereka di hadapan kekudusan dan kemuliaan Allah.

Namun, ada sesuatu yang mengherankan. Pertama sekali yang mereka dengar ialah, “Jangan Takut!” setelah gembala-gembala itu melihat dan mendengar semuanya, maka para laki-laki yang cukup saleh, berani, serta agak sembrono itupun berjalan menuju Betlehem. Lalu, apa yang mereka lihat disana? Mereka melihat seorang anak kecil, seorang bayi yang baru lahir, tidur dalam palungan. Sewaktu para gembala itu memandang anak itu tentu saja mereka tidak merasa takut. Sebab terhadap siapakah mereka takut ketika berada ditengah-tengah orang yang sederhana itu? Para gembala itu tidak takut lagi! Yusuf dan Maria juga tidak takut. Tidak seorang pun yang takut.

Apakah benar bahwa pada saat itu tidak ada seorang pun dalam kandang di Betlehem itu yang tidak takut? Tidak, tidak 100% benar. Sebab pasti ada satu atau dua ornag yang takut. Atau barangkali lebih tepat jika kita katakana nanti ketika anak kecil itu dewasa, Dia akan takut. Hal ini sesuai dengan isi kitab Suci kalau kita katakana bahwa Dialah yang takut, dalam kandang pada malam kudus itu. Siapakah yang benar-benar takut disana?

Yang merasa takut ditengah-tengah orang yang sederhana itu ialah anak yang baru lahir, “Anak kecil, Anak kudus, Tuhanku, Penebus, Kristus anak Daud.” Dialah yang benar-benar takut pada saat itu. Dengan penuh keheranan, barangkali kita akan bertanya lagi, mana mungkin? Mana mungkin anak kecil itu takut? Apakah kekuatan-Nya serupa dengan para gembala-gembala itu takut karena ketidaksucian, kesalahan, dan dosa mereka, sewaktu mereka dihadapkan dengan kemuliaan Tuhan. Maka mereka merasa terancam.

Apakah ketakutan anak kecil itu sama seperti ketakutan Iman Zakaria, seorang suci yang mengabdi di bait Allah? Tidak! Tentu saja tidak! Di hadapan malaikat Allah, Iman Zakaria terkejut oleh karena ketidaksuciannya yang sekonyong-konyong terbuka dihadapan kekudusan Allah. Zakaria juga merasa terancam. Jadi, apakah artinya rasa takut pada diri anak kecil dalam kandang di Betlehem itu?

Kira-kira 700 tahun sebelum kelahiran anak kecil di Betlehem itu, seorang nabi bernubuat tentang dirinya:  “Roh Tuhan aka nada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan.” Oleh karena itu, ia tidak takut seperti gembala-gembala itu dan seperti Imam Zakaria yang takut akan Tuhan, karena kelemahan-kelemahan, dan kesalahan serta dosa mereka.

Mereka merasa terancam oleh kehadiran kemuliaan Allah. Berbeda sekali dengan anak dalam palungan di Betlehem itu. Ketakutan anak kecil itu ada hubungannya dengan roh Allah. Kata Nabi Yesaya, “Pada anak itu ada Roh Allah.” Sehingga, oleh karena Roh Allah itu, seumur hidupnya dia akan memperhatikan kehendak dan firman Tuhan. Dia akan membalas Kasih Allah.

AMIN.

Share:

0 Tinggalkan Komentar:

Post a Comment

Jangan Lupa Katakan Amin dan Berika Komentar Kalian

Change language

Penting Untuk Dibaca!!

Blog ini membahas tentang bagaimana kehidupan di Agama Kristen. Artikel-Artikelnya di buat dengan sangat sederhana dan jelas jika anda tidak memahami artikel yanga ada di dalam blog ini, anda tidak akan mengerti apa yang dimaksud artikel di dalam blog ini.

Terima Kasih Telah Berkunjung!
Jangan Lupa Like And Share Ya :)