Takdir diri sendiri maupun takdir masyarakat, tak ada yang
sanggup mengaturnya. Bagaimana mungkin manusia dengan congkaknya berani mengatakan bahwa dia menentukan nasib mereka sendiri, sementara menghindari virus yang tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop canggih pun mereka tidak bisa melihatnya?
Virus hepatitis saja sudah cukup untuk merobohkan seluruh manusia. Bagaimana mungkin penduduk negara AS, dengan kekuatan militer, mempunyai harta berlimpah, dan persekutuan dengan masyarakat-masyarakat asing,
bersikukuh bahwa mereka semua mampu mengendalikan nasib sendiri, sedangkan sejarah
jelas-jelas membuktikan bahwa Allah-lah yang menetapkan arah seluruh umat manusia?
Amerika didirikan oleh sekelompok pemimpin yang
mengakui kuasa doa, ketika pemerintahan sedang dalam proses pembentukan,
Benjamin Franklin bilang kepada ketua konvensi UUD, dalam rapat di
Philadelphia tahun 1787, “Saya telah hidup untuk waktu yang cukup
lama, Bapak ketua yang saya hormati, dan semakin lama saya hidup,
semakin banyak bukti yang saya temukan tentang kebenaran yang taj terpungkiri
ini: bahwa Allah mengatur segala urusan manusia. Dan jika seekor burung pipit
tidak mungkin jatuh ke bumi tanpa seizing-Nya, maka sangat mungkin bahwa suatu
kekaisaran tidak dapat berdiri tanpa campur tangan-Nya.”
Saat ini, dunia terhanyut oleh arus ganas sejarah yang
berkecamuk lepas kendali. Hanya kuasa doa dari orang-orang yang takut akan
Allah dan yang percaya pada Kristus yang mampu menahan arus peristiwa tersebut.
Abraham Licoln, pada masa Perang Saudara, berkata,
“Berkali-kali, saya harus kembali berlutut karena kuatnya desakan masalah yang
meyakinkan saya bahwa saya tidak dapat menemukan jalan keluar lain. Hikmat saya
sendiri, dan segala yang saya miliki, tampaknya tidak cukup untuk menanggulangi
masalah pada saat itu.” Andaikan para pemimpin kita dapat bersikap serendah
hati itu saat ini!
Amin.
0 Tinggalkan Komentar:
Post a Comment
Jangan Lupa Katakan Amin dan Berika Komentar Kalian